Cermin di Rumah Tua
Cermin
di Rumah Tua
Kota M merupakan sebuah kota
yang terletak ditengah Pulau Jawa yang padat penduduknya dengan intensitas
kegiatan masyarakatnya yang sangat rendah membuat jarang sekali jalanannya
terlihat ramai. Ditengah kota tersebut erdapat sebuah sekolah menengah atas
yang cukup megah dengan bangunan yang tua namun kokoh. Disekolah tersebut ada seorang murid bernama
Jane yang merupakan siswi berkarisma. Jane memiliki rambut berwarna hitam legam
yang panjangnya sebahu, dengan bola mata yang berwarna cokelat keemasan, dan
hidung yang mancung. Jane merupakan murid kelas 11 di sekolah tersebut yang
juga merupakan murid teladan di karenakan Jane sering mendapatkan ranking 1 di sekolahnya,
ia juga pandai bermain alat music seperti gitar dan piano, bahkan ia juga
memiliki kemampuan public speaking
yang bagus sehingga semua murid di sekolah itu mengenal Jane.
Jane mempunyai sahabat yang
bernama Joy, ia juga merupakan murid kelas 11 dan berada dikelas yang sama
dengan Jane. Joy memiliki karakter yang periang dan memiliki rambut keriting,
memakai kacamata bulat yang bewarna hitam. Joy dan Jane mengenal satu sama lain
dari masa kanak-kanak karena Joy merupakan tetangga Jane. Selain Joy, Jane juga
mempunyai teman kelas di sekolahnya yang bernama Jack. Jack adalah seorang siswa
yang cukup pintar yang juga merupakan tetangga Jane dan Joy, Jack merupakan murid
SMA pindahan dari luar kota yang baru saja masuk ke sekolah tersebut beberapa
bulan yang lalu karena pekerjaan orang tuanya yang berpindah ke luar kota.
Meskipun Jack adalah kenalan baru Jane, mereka bisa dengan mudah akrab karena
Jane sempat memberikan tur kepada Jack terkait dengan sekolahnya.
Hari demi hari berlangsung
seperti biasanya hingga pada suatu sore setelah pulang sekolah, Jane pulang
berjalan kaki bersama-sama dengan temannya yaitu Joy, dan Jack. Pada hari itu
jalanan sepulang sekolah yang biasa di lewati oleh Jane, Joy, dan Jack sedang
ada perbaikan yang menyebabkan selama satu minggu kedepan mereka harus menempuh
jalan yang lebih jauh dengan melewati jalanan yang ada di belakang sekolah. Setelah
mereka berjalan ke jalanan yangdi belakang sekolah, mereka melewati rumah tua
yang terletak di belakang gedung sekolahnya. Rumah tua tersebut sangat luas dan
terlihat unik sehingga cukup untuk menarik perhatian mereka.
Mereka baru mengetahui bahwa
ada rumah tua di belakang gedung sekolah mereka. Rumah tua itu terlihat seperti
bangunan yang kokoh dan sangat luas. Sementara itu, dengan rasa penasaran
mereka yang tinggimereka memutuskan untuk melihat-lihat apa yang ada di dalam
rumah tua tersebut. Mereka kemudian masuk ke dalam halaman rumah tua tersebut
dan terlihat dihalaman rumah tua tersebut ada beberapa pohon beringin yang sangat
besar dan rindang. Pohon-pohon tersebut terlihat sudah cukup tua sehingga banyak
daun-daun berguguran dan berserakan di halaman rumah tua tersebut. Setelah
berjalan melewati pepohonan, mereka melihat ada kolam renang yang sudah tidak
terpakai dengan rumput-rumput hijau yang tumbuh dan lumut disekitar kolam
renang sehingga mereka tidak berani untuk mendekat karena takut jika ada ular
atau hewan melata lainnya karena area tersebut merupakan tempat yang lembab. Tidak
terasa hari pun sudah cukup gelap, sehingga mereka memutuskan untuk keluar dari
rumah tua tersebut dan melanjutkan perjalanan pulang kerumah masing-masing.
Sesampainya dirumah, Jane yang
masih penasaran dengan rumah tua tersebut mengambil telepon lalu menghubungi
Joy dan Jack untuk kembali menelusuri rumah tua tersebut. Namun, yang penasaran
bukan hanya Jane, karena Joy dan Jack langsung mengiyakan ajakan Jane karena
masih penasaran terhadap rumah tersebut, mereka bersiap-siap dengan membawa
perlengkapan seperti senter untuk kembali ke rumah tua tersebut di malam hari. Setelah
semua orang rumah sudah tertidur, mereka berkumpul di rumah Jane dan berjalan
ke rumah tua tersebut yang jaraknya cukup dekat hanya sekitar 10 menit.
Sesampainya disana mereka memutuskan
untuk memutari halaman belakang tersebut, mereka dibuat ketakutan dan menemukan
adanya jam lonceng kuno dengan desain emas yang mengelilinya, dengan tingginya
sekitar 1.5meter dan jarum jam tersebut menunjukkan ke angka 11 malam yang
masih berbunyi tepat di halaman belakang rumah tua tersebut. Terdapat rumah
kecil gubuk di samping halaman rumah, mereka pun melihat dari jendela gubuk
tersebut untuk mengetahui apa yang ada di dalam isi gubuk tersebut. Ternyata
mereka melihat seorang kakek yang sedang tertidur di tempat tersebut. Tanpa
mereka sadari, jam telah menunjukkan pukul 12 malam, sehingga mereka kembali
kerumah dan beristirahat karena pagi harinya mereka harus bersekolah.
Pada saat di sekolah mereka belajar
seperti hari-hari biasanya dan mengerjakan tugas di sekolah secara
bersama-sama, rasa penasaran Jane masih belum terpuaskan, kembali lagi ia mengajak Joy dan Jack untuk masuk ke dalam
rumah tua tersebut hari ini untuk melihat apa yang ada di dalam rumah tersebut.
Joy menyetujui ajakan Jane karena Joy merupakan anak yang pemberani dan
penasaran, namun ternyata Jack merupakan anak yang penakut, hanya saja karena Joy
dan Jane mengajaknya, mau tidak mau Jack terpaksa mengikuti mereka menuju rumah
tua tersebut kembali.
Pada akhirnya bel pulang
sekolah yang ditunggu-tunggu telah berbunyi. Jane beserta kawannya berkumpul di
lobi sekolah, sebelum mereka bersama-sama berangkat menuju rumah tua yang ada
di belakang sekolah SMA mereka. Sesampainya disana Jane, Joy, dan Jack menaiki
tangga yang terdapat di arah masuk rumah tua tersebut dan mencoba membuka pintu
masuk rumah tua itu. Pintu tersebut sudah terlihat sangat rapuh dengan bagian
bawahnya yang sudah terkikis dan lembab dan diselimuti oleh lumut-lumut hijau,
sehingga memberi kesan yang cukup menyeramkan, saat Jane mencoba membuka pintu,
seekor hewan kecil menjijikan tiba tiba lompat ke arah mereka pada saat membuka
pintu sehingga membuat ketiganya terkejut. Namun Joy yang tidak bisa menjaga
keseimbangannya terjatuh dari tangga tersebut hingga pingsan.
Dengan rasa amat khawatir,
Jane dan Jack beradu mulut tentang apa yang harus dilakukan. Disatu sisi, Jane
takut jika meminta bantuan, maka akan ketahuan oleh orang tuanya kalau Jane
selama ini telah berbohong dan sebagainya. Sementara itu, mereka berdua tidak
mungkin sanggup mengangkat Joy yang sedang terluka karena mereka takut salah
jika sembarangan menggerakan Joy yang telah terkapar dibawah tangga, dan
kemudian Jane dan Jack menelpon ambulance untuk membawa Joy ke rumah sakit,
sehingga mereka tidak jadi ke rumah tersebut. Sesampainya dirumah sakit, Joy
diperiksa dan dokter memberi tahu kalau ia mengalami patah kaki karena
tersandung batu. Jane merasa bersalah karena ajakannya untuk datang kerumah
tersebut membawa musibah bagi orang lain.
Ibu Joy melarang Joy untuk masuk ke dalam rumah tua tersebut dikarenakan
tidak berpenghuni dan bangunannya yang sudah lama tidak aman bagi mereka untuk
masuk ke dalamnya.
Joy harus dirawat dirumah
sakit selama dua minggu penuh sehingga Joy tidak masuk sekolah. Selama Joy
dirawat di rumah sakit, Jane dan Jack tanpa pernah absen untuk menjenguk Joy
setiap pulang sekolah. Mereka menghibur Joy agar tidak berlarut-larut dalam
kesedihan, dan juga menemani Joy berkeliling rumah sakit agar tidak bosan
selama masa pemulihan. Seminggu kemudian berlalu, Joy sudah bisa berjalan
sendiri menggunakan tongkat tanpa bantuan temannya. Saat Joy sedang berjalan
mengelilingi rumah sakit, Joy melihat kakek yang saat itu ia lihat sedang
beristirahatdi gubuk samping rumah tua ada di halaman rumah sakit sedang
berjalan masuk ke dalam rumah sakit, ketika Joy mencoba untuk mengejar kakek
tersebut ke dalam rumah sakit, kakek tersebut hilang sehingga Joy kembali masuk
ke ruang rawatnya.
Joy sepanjang hari berpikir
setelah melihat kakek tersebut ada di rumah sakit. Kemudian Jane dan Jack
datang ke rumah sakit mengunjungi Joy seperti hari-hari biasanya. Sesampainya
sampai di ruangan Joy, Joy langsung bercerita bahwa dia melihat kakek yang
tinggal di gubuk samping rumah tua tersebut, kemudian Jane dan Jack hanya
menganggap Joy halusinasi karena masih dalam masa pemulihan, ini membuat Joy pun
percaya kalau bahwa mungkin saja dia berhalusinasi.
Sementara itu, Jane dan Jack
masih penasaran dengan rumah tua tersebut. Sehingga pada saat Joy sedang
dirawat di rumah sakit, mereka berdua masih mencoba masuk kembali ke rumah tua
tersebut. Saat berhasil memasuki pintu depan rumah tersebut tanpa ada kejadian
apapun, terpampang jelas lukisan besar seseorang yang mereka asumsikan merupakan
foto pemilik rumah tua tersebut. Mereka lalu mengelilingi rumah tua tersebut
dengan bantuan senter yang mereka bawa, dikarenakan listrik di rumah tersebut
yang sudah di tidak berfungsi lagi. Kemudian mengelilingi kembali tempat
tersebut, dan menemukan ruangan tamu yang sudah usang dan berdebu, kemudian
menemukan album foto orang yang dulu tinggal di dalam rumah tua.
Setelah melihat album foto
tersebut Jane dan Jack mengetahui bahwa pemilik rumah tua tersebut ternyata
adalah seorang pemuda, tidak lama kemudian kakek penjaga rumah mendengar suara
dari dalam rumah dan memasuki rumah, lalu melihat Jane dan Jack yang sedang di
ruang tamu dan mengusir mereka dari rumah tersebut karena menurut kakek penjaga
rumah tersebut, rumah tua ini merupakan rumah terkutuk karena pemiliknya yang
tiba-tiba saja menghilang seperti ditelan bumi.
Hari demi hari berlalu hingga
akhirnya Joy keluar dari rumah sakit, dan masih harus beristirahat di dalam
rumahnya, sehingga Joy harus belajar dirumah dengan mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan disekolah. Sore hari setelah pulang sekolah, Jane mengunjungi
Joy sendirian dan mengerjakan tugas bersama-sama lalu menceritakan tentang
seseorang pemuda yang hilang di dalam rumah tua yang ada dibelakang sekolah.
Setelah mendengar cerita
tersebut Jane dan Jack tidak hanya takut, melainkan penasaran dengan apa yang
terjadi pada pemuda itu. Mereka lalu pulang dan mencari informasi dengan
bertanya kepada warga dan guru di sekitar sekolah tentang pemuda yang hilang di
rumah tua. Tetapi usaha mereka sia-sia, karena banyak yang tidak mengetahui
kejadian hilangnya pemuda tersebut. Hingga akhirnya mereka pun bertanya kepada
kepala sekolah yang sudah bekerja selama 30 tahun, dan kebetulan ternyata
kepala sekolah mereka mengenal pemuda yang hilang tersebut.
Kepala sekolah SMA mereka
merupakan sahabat daripemuda yang hilang, pemuda tersebut bernama Drake yang
merupakan pengkoleksi barang-barang antik. Hingga pada suatu hari setelah dia
membeli sebuah cermin dari seseorang yang menawarkannya ke rumah, tidak lama
kemudian Drake menghilang hingga detik ini. hilangnya Drake sangat misterius
karena tidak adanya surat-surat wasiat maupun bukti-bukti yang menganggap bahwa
Drake pergi dari rumah tersebut, dan tidak terlihat bahwa Drake keluar rumah dari
saat menemui penjual cermin yang datang ke rumahnya.
Mendengar cerita kepala
sekolah tersebut membuat Jane dan Jack lebih penasaran tentang apa yang terjadi
kepada Drake. Lalu mereka kembali pergi ke rumah tua itu, dan menemukan bahwa
rumah itu sekarang sudah terkunci sehingga Jane dan Jack diam-diam menyelinap
ke dalam gubuk rumah kakek penjaga rumah untuk mengambil kunci tersebut. Setelah
mendapatkan kuncinya mereka bergegas membuka pintu rumah tersebut mencoba
menaiki tangga kayu di rumah tersebut yang sudah rapuh, saat menaiki tangga
tersebut mereka bergantian agar tangga tersebut tidak rusak, kemudian dan berhasil
menaiki tangga, setelahnya mereka menemukan kamar yang dicurigai merupakan
kamar Drake yaitu pemuda yang hilang tersebut. Mereka tidak menemukan bukti
apapun seperti yang dikatakan oleh kepala sekolah, selanjutnya mereka
melanjutkan pencariannya ke dalam ruang perpustakaan yang ada di rumah
tersebut, di dalam perpustakaan Drake menulis banyak buku tentang kehidupan
masa kecil dia hingga sebelum dia hilang, yang tidak menunjukan bukti apapun
dari menghilangnya Drake , ia juga mempunyai banyak buku tentang barang-barang
antik dan langka yang jarang orang ketahui.
Setelah turun dari tangga,
mereka menemukan ada ruangan bawah tanah yang sebelumnya belum pernah mereka
lihat. Saat mereka menghampiri ruangan tersebut, mereka melihat berbagai macam
barang antik seperti guci, alat musik, dan lainnya. Setelah menuruni tangga yang
menuju ruang bawah tanah tersebut mereka mendengar suara teriakan manusia dari
ruangan bawah tanah, kemudian setelah mereka sampaidiruangan tersebut mereka
tidak melihat adanya manusia yang ada di ruangan. Yang ada diruangan bawah
tanah hanyalah cermin besar yang berbentuk seperti manusia, sehingga Jane dan
Jack berpikir bahwa mereka salah mendengar saja, tidak lama kemudian terdengar
kembali suara manusia dari cermin yang berbentuk manusia itu, sehingga Jane dan
Jack bergegas keluar rumah tersebut karena terkejut dan takut karena kejadian
tersebut.
Mendengar suara tersebut,
kakek penjaga rumah tua itu langsung bergegas menemui Jane dan Jack yang sedang
ketakutan, dan bertanya apa yang mereka lakukan di dalam rumah tersebut dan
bagaimana cara mereka masuk ke dalam rumah tersebut. Lalu mereka menjelaskan
semuanya kepada kakek penjaga rumah tua. Kakek tersebut hanya tersenyum dan
memberitahu bahwa sebaiknya mereka jangan kembali lagi ke ruangan bawah tanah
tersebut jika tidak ingin terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, lalu mereka
pun saat itu yang sedang ketakutan akhirnya menyetujui perkataan kakek
tersebut.
Beberapa waktu kemudian, kaki
Joy pun sudah mulai membaik dan mulai bersekolah kembali, setelah kembalinya di
sekolah teman sekelasnya memberinya ucapan selamat karena telah lekas sembuh dari
patah kaki yang dialaminya, Jane dan Jack pun membantu Joy dari materi sekolah
yang telah tertinggal sehingga Joy dapat mengejar ketertinggalan yang selama
ini dia lewatkan. Joy sangat senang karena ada Jane dan Jack yang selalu
mendukung dia selama masa pemulihan, sehingga tidak lupa juga dia berterima kasih
kepada Jane dan Jack.
Rasa ketakutan Jane saat itu kembali
berubah menjadi rasa penasaran, oleh karenanya Jane pun mengajak Joy dan Jack
untuk kembali masuk ke dalam rumah tua tersebut karena ada hal yang misterius
di dalam rumah tersebut yaitu cermin yang bisa mengeluarkan suara yang ada di
bawah tanah ruangan tersebut. Saat itu Joy sudah menolak untuk kembali kerumah
tersebut dikarenakan saat kejadian pertama kali dia masuk ke dalam rumah tua
tersebut sudah membuat trauma yang cukup dalam baginya, tetapi karena ajakan
Jane, Joy mengiyakan ajakan tersebut dan kembali masuk untuk yang kedua kalinya
ke rumah tersebut.
Kakek penjaga rumah tersebut
sudah memperingati mereka bahwa jangan memasuki ruangan bawah tanah, tetapi
Jane menghiraukan perkataan kakek tersebut. Joy dan Jack berusaha mencoba
memberitahu kepada Jane bahwa sebaiknya tidak memasuki rumah tua tersebut, dan
Jane pun menghiraukan perkataan Joy dan Jack sehingga mau tidak mau Joy dan
Jack mengikuti Jane masuk ke ruangan bawah tanah yang ada di dalam rumah tua
tersebut.
Saat menuruni tangga
terdengar suara kembali, dan Jane mencoba mendengar apa yang sebenarnya suara
yang dia dengar dari cermin yang berbentuk manusia tersebut. Ternyata cermin
tersebut adalah cermin untuk berbicara dengan roh yang sudah meninggal, dan
suara yang dia dengar adalah suara Drake yang sudah meninggal dikarenakan sakit
keras pada usia yang muda. Pada saat itu Jane, Joy, dan Jack panik ketika
mengetahui bahwa cermin tersebut adalah cermin roh sehingga mereka lari dari
untuk naik ke lantai atas, dan pada saat mereka sudah keluar rumah, ternyata
Joy masih tertinggal di dalam dikarenakan kakinya yang baru saja sembuh. Oleh
karena itu Jane dan Jack memeriksa kedalam untuk melihat Joy. Dan mereka pun
terkejut karena menemukan Joy sedang terjatuh pingsan di tangga bawah tanah
dengan darah yang mengalir dari kepala Joy. Jane dan Jack sangat panik sehingga
mereka langsung menelpon mobil ambulan dan membawanya ke rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit,
Joy dinyatakan meninggal oleh dokter karenapendarahan di kepalanya karena
mengalami benturan akibat terjatuh dari tangga. Dengan kematian Joy, Jane dan
Jack sangat menyesali perbuatan mereka, sehingga mereka meminta maaf kepada
keluarga Joy sedalam-dalamnya. Sejak kejadian itu, Jane menjadi sangat sedih
dan jika ia rindu kepada sahabatnya, ia akan diam-diam masuk kembali ke rumah
tua tersebut dan mencari cermin untuk berbicara dengan Joy.
Written by Julius Wisnu Syahputra
0 Response to "Cermin di Rumah Tua"
Posting Komentar