Kesedihan Sederhana
SKENARIO KESEDIHAN SEDERHANA
SCENE 1 (EXT/INT. SITUASI LINGKUNGAN DESA DAN PERKENALAN CAST)
Kaira : “Orang-orang pada bilang kalau aku memiliki
kepribadian yang unik, ceria, dan pandai membuat orang tertawa. Dan karena hal
itu, aku menjadi banyak mengenal orang-orang di Desa kesayangan aku ini.
Walaupun terpencil dan kehimpit di pertengahan kota. Desa ini merupakan tempat
ternyaman dan tempat di mana aku bisa pulang. Aku dua bersaudara, aku memiliki
kakak yang bernama Kairos. Kakak orangnya cuek banget, dingin seperti kulkas, dan
cuek sama keadaan sekitar. Tapi, disisi lain Kakak peduli juga sama aku.”
SCENE 2 (INT. RUMAH KAIRA DAN KAIROS)
Di mulai dengan disuatu pagi yang
mulai cerah, matahari mulai menunjukkan dirinya di langit yang bersih dan mulai
menyapa di rumah sederhana.
Kairos : “Kaira, bangun udah telat!” (Kaira masih tertidur
lelap dan tidak kunjung bangun)
Karena Kaira tidak kunjung bangun,
Kairos menghampiri kamar Kaira.
Kairos : “Kaira, bangun!”
(Sambil menarik selimut Kaira dengan kasar)
Kaira terbangun dengan sangat lemas,
letih, lesu, dan tak berdaya.
Kaira : “Aduhh, masih ngantuk banget kak.”
Kairos : “Ga ada yang nyuruh kamu buat pulang malam-malam cuman
buat kasih kucing jalanan buat makan”
Kaira : “Yah kasihan kak liat kucing
kelaperan malam-malam.”
Kaira sedang mengumpulkan nyawa. Lalu
melihat jam yang sudah menunjukkan jam 6.50, alias telat.
Kaira : “Yah, telat lagi lagian Kakak
kenapa tidak bangunin aku dari tadi pagi?”
Kairos : “Masa bodo,
buruan 5 menit ga beres, Kakak tinggal.”
Kaira :
“Ih iya, sabar kak bentar lagi kelar.” (Sambil terburu-buru, seragam
berantakan, rambut diikat satu)
Kairos : “Itu seragam
tolong benerin, udah kaya orang gila aja”
Kaira : “Iya-iya”
SCENE 3 (EXT. LINGKUNGAN PERDESAAN KAIRA)
Lalu Kaira dan Kairos menaiki motor
beat dan berangkat bersama-sama ke sekolah. Di tengah jalan salah satu orang
desa menyapa.
Orang Desa : “Heyy, Kaira mau berangkat sekolah yaa?”
Kaira : “Iya dong, aku
udah pakai seragam seperti ini masa pergi ke kantor.”
Orang Desa : “Yaudah, sekolahnya yang bener biar nanti bisa pergi ke kantor
pakai seragam.”
Kaira : “Siap, Komandan!”
Di sisi lain Kairos tersenyum di
dalam masker.
SCENE 4 (EXT. SEKOLAH KAIRA)
Sesampainya di sekolah.
Kairos : “Nanti pulang sendiri ya, Kakak mau meeting sama
temen-temen. Ini ongkosnya, terus hati-hati nanti diculik badut “IT” (Film
horror yang hantunya berparas badut).”
Kaira :
“Ih, Kakak mah jangan gitu.” (Sambil memikirkan betapa seramnya badut itu)
Kairos : “Yaudah sana masuk, belajar yang bener.”
Kaira :
“Siap Komandan.”
SCENE 5 (EXT. LAPANGAN SEKOLAH)
Lalu Kaira berbondong-bondong untuk
berlari karena waktu yang sudah memasuki waktu kelas di mulai.
Tania
: “Hey Kaira!” (Sambil
berteriak karena melihat Kaira dari kejauhan)
Kaira mencari asal suara itu dan
menemui temannya, lalu mereka saling menghampiri satu sama lain.
Tania : “Ih bosen ketemu kamu mulu.”
Kaira :
“Udah atu kita tuh harus buru-buru, lihat deh udah jam berapa sekarang.”
Tania langsung melihat jam di dinding lobby sekolah.
Tania : “OH IYA! Ayu buruan larinya Kaira.”
Mereka berdua pun berlarian menuju
kelasnya.
SCENE 6 (INT. KELAS)
Sesampainya di kelas, guru sudah mulai
mengabsen murid-murid yang ada di kelas tersebut.
Ibu Guru : “Toni!”
Toni :
“Hadir bu.”
Kemudian Ibu guru melihat dua murid di
depan kelas yang sedang terengah-engah karena habis berlarian.
Ibu Guru : “Hey, kenapa kalian terlambat?”
Kaira :
“Maaf ya Bu, tadi motor saya mogok.”
Tania :
“Maaf ya Bu, tadi kucing saya lahiran Bu.”
Ibu Guru : “Ya sudah, jangan sampai terlambat lagi, silahkan duduk.”
Mereka pun bergegas ke tempat
duduknya, lalu mempersiapkan diri untuk memulai pembelajaran. Tetapi khusus
untuk dua sejoli ini masih melanjutkan pembicaraannya dengan berbisik.
Kaira :
“Emang kucing kamu lahiran beneran?”
Tania :
“Engga, punya kucing aja ngga aku.”
Kaira :
“Jahh, bohong ni yaa, cepu jangan?”
Tania :
“Jihh, Emang kamu motornya mogok beneran?”
Dengan polosnya Kaira menjawab
Kaira :
“Engga hehehe.”
Tania :
“Cepu jangan?”
Kaira : “Ihh iya yauda, kita diem-diem aja oke?”
Tania :
“hehehe oke.” (sambil mengunci mulut sebagai tanda janji untuk tidak
mengumbar kebohongan mereka berdua)
Bel istirahat mulai berbunyi kencang,
banyak murid berlarian ke kantin, di sisi lain Kaira dan teman-teman yang lain
malah duduk lingkaran tanda mereka mulai berdiskusi hal-hal yang random.
Kaira :
“Jadi tadi malam aku lagi ngasih makan buat kucing-kucing di jalan, terus
banyak kucing ngumpul gitu, terus tiba-tiba ada kucing datang bawa sesuatu gitu
tau ga dia bawa apaan?”
Tania : “Bawa apa tuh?”
Jessica : “Bawa diri kali ah.”
Syahrul : “Aneh-aneh aja anak ini, ga nyambung lu.”
Tania :
“Ih udah-udah, penasaran ni.”
Kaira :
“Jadi kucingnya bawa tikus, tapi tikusnya basah hitam gitu, Kaira langsung
kaget, abis itu kabur deh pulang ke rumah.”
Jessica : “Ih Jorok amat si.”
Syahrul : “Mana lah sini kucingnya gua ruqiyah, biar tau
diri dikit jadi kucing.”
Tanpa berlama-lama, bel pulang pun
berbunyi, Kaira dan teman-temannya mulai merapihkan diri untuk bergegas pulang
ke rumah.
Tania :
“Kaira, kamu dijemput ga?”
Kaira :
“Engga, soalnya Kakak ada meeting sama temen-temennya.”
Tania :
“Oalaa, ayu bareng aku aja pulangnya naik angkot.”
Kaira :
“Ayuk!”
SCENE 7 (EXT. LINGKUNGAN PERDESAAN KAIRA)
Sesampainya di depan gang rumahnya
Kaira, Kaira turun dari mobil angkot itu dan mulai berjalan kaki menuju
rumahnya. Setelah itu, Kaira menyapa Tante yang ikut berjalan beda arah dengan
Kaira.
Kaira :
“Haii Tante, mau kemana rapih-rapih gini?”
Tante :
“Iya dong, Tante mau pergi cuci mata.”
Kaira :
“Oke siap Tante, kalau ada yang bagus info Kaira ya biar Kaira ada refrensi.”
Tante :
“ Oke Kaira, Tante jalan dulu yaa.”
Kaira :
“Hati-hati, Tante.”
SCENE 8 (INT. RUMAH KAIRA)
Sesampainya di rumah Kaira langsung
bergegas mandi siang lalu makan siang, lalu tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah
Kaira. Lalu Kaira menghampiri pintu depan rumah.
Kaira : “Mohon maaf siapa ya?”
Bunda :
“Ini Bunda, nak. Masih ingat?”
Kaira terdiam kebingungan. Spontan
Bunda langsung memeluk Kaira.
Bunda :
“Kaira gimana kabarnya selama ini?”
Kaira :
“Baik-baik aja, Bun.”
Bunda menangis sambil memeluk Kaira.
Kaira merasa nyaman.
Bunda :
“Maaf ya, Nak. Bunda harus ninggalin kamu disaat kamu membutuhkan sosok Bunda.
Bunda tahu ni keputusan yang salah, tapi Kaira harus tahu, alasan Bunda dan
Ayah memutuskan untuk tinggalkan kalian berdua.”
Tidak lama kemudian Kairos membuka
pintu dan sedikit terkejut dengan sosok yang sedang bersama Kaira.
Kairos : “Bunda?”
Bunda :
“Iya, Nak. Ini Bunda, maaf ya nak harus ninggalin dan membuat kamu menderita
selama ini.”
Kairos : “Gapapa Bunda, selama ini Ayah masih mengirimkan uang
untuk Kiara dan Kairos, cuman untuk beberapa lama ini udah ngga, bun”
Bunda :
“Iya… Ayah udah ngga ada, Nak.”
Kaira :
“Ayah kenapa Bunda?!”
Bunda :
“Ayah selama ini berjuang melawan penyakit di rumah sakit di kampung Ayah. Jadi
Ayah dan Bunda memutuskan untuk meninggalkan Kaira dan Kairos, karena
permintaan Ayah untuk tidak membuat kalian sedih dan menderita karena penyakit
Ayah. Ayah bener-bener sayang sama kalian, Nak. Tapi sayangnya Ayah udah ga
kuat lagi untuk menahan semua itu, Bunda juga ga terima. Tapi demi kebaikan
Ayah, Bunda melepaskan kepergian Ayah sendirian. Sekarang Bunda udah Ikhlas
walaupun masih sedih. Bunda baru berani ke kalian sekarang. Maaf ya Nak, kalau
menurut kalian keputusan Bunda dan Ayah salah. Maaf juga udah membuat kalian
menunggu lama ya, Nak. Mulai sekarang Bunda ga akan ninggalin kalian ya.”
Writen by : Wi Mi
0 Response to "Kesedihan Sederhana"
Posting Komentar