Kita Usahakan Rumah Itu
Naskah
Film Pendek
“Kita
usahakan rumah itu”
Sinopsis : “Kita usahakan rumah itu” menceritakan
tentang sepasang suami istri yang baru menikah selama satu tahun, dan kesulitan
mereka dalam mengkomunikasikan segala hal dan menjaga kehangatan hubungan
mereka karena kesibukan mereka masing-masing. Kesalahpahaman yang terjadi,
kecemburuan, komunikasi yang buruk membuat mereka lupa akan kemana mereka harus
pulang. Namun akhirnya mereka berhasil memperbaiki hubungan mereka dengan
saling jujur dan terbuka, menghabiskan waktu bersama dan mereka dapat
mengusahakan rumah itu.
Cast.
Ben : Suami
Naomi : Istri
Papa, Mama : Orang Tua Naomi
Ray : Rekan kerja naomi
Nathanael : Teman Ben
Penulis naskah: Sean Faith
Scene 1 : Teras Rumah (Malam)
*Suara mobil ben memasuki teras
rumah
Naomi
mengintip ke arah teras dari dalam rumah untuk melihat ben.
Scene 2 : Ruang Tengah (Malam)
*Suara
pintu terbuka dan tertutup
Ben
masuk ke dalam rumah, duduk di kursi tamu.
Dialog:
Naomi:
Mas, jam segini baru pulang?
Ben:
iya mi, hari ini mas lembur terus tadi nathan ngajak aku makan di luar dlu.
Scene 3 : Ruang Tengah (Malam)
*Suara helaan nafas Naomi
Ben
berdiri
Dialog:
Naomi:
loh, kamu udah makan di luar? kenapa ga ngomong sama aku kalo mau makan diluar?
Ben:
iyaa, tadi aku sama nathan udah kelaperan dari awal meeting. Jadi aku iyain
ajakan dia.
Naomi:
aku masak loh mas buat kamu, aku sengaja pulang cepet biar bisa masakin kamu,
tapi kenapa kamu malah makan di luar?
Scene 4 : Di depan Kamar Tidur
(Malam)
*Ben sambil berjalan ke
depan kamar
Dialog:
Ben:
aku mana tau kalo kamu masak? Kenapa kamu ga kasih tau aku kalo emang masak?
Naomi:
tujuan aku itu mau bikin surprise buat kamu mas, aku udh lama nga masak buat kamu,
makanya aku berinisiatif hari ini untuk masak buat kamu.
Ben:
yauda, aku kan gatau kalo kamu bakal masak. Udah ah, udah malem aku mau tidur
besok pagi aku harus ada di kantor. Maaf ya ngga ke makan makanannya.
Scene 5 : Di Dapur (Tengah
Malam)
*suara gemuruh piring yang sedang
di bersihkan
Naomi menangis kecewa karena
tidak menyangka bahwa Ben akan melakukan hal tersebut.
Naomi mengakhiri malam itu
dengan rasa kecewa.
Scene 6 : Meja Makan (Pagi)
Ben selesai bersiap-siap untuk
pergi ke kantor
*Suara
lemari makan terbuka
Dialog:
Ben:
Mi, makanan yang semalem kamu masak ada dimana? Aku mau sarapan, kamu ga siapin
sarapan buat aku? *sambil membangunkan naomi
Naomi
enggan menjawab pertanyaan dari suaminya.
Ben:
mi, ayolah aku mau sarapan sebelum berangkat. Kamu gimana sih, giliran aku mau makan
ga di siapin sama kamu *dengan nada sedikit lantang.
Scene 7 : Kamar Tidur menuju
Meja Makan (Pagi)
Naomi yang merasa kesal
akhirnya menanggapi pertanyaan suaminya.
Dialog:
Naomi:
Ben, kamu apa-apaan sih? Kamu sadar ga kalo semalem kamu udh buat aku kecewa?
Aku bela-belain pulang lebih awal cuma buat masakin makanan kesukaan kamu, tapi
kamu malah makan diluar.
Ben:
Semalem kan udah aku jelasin kalau aku sudah kelaparan dari awal meeting jadi
selesai meeting ya aku makan. Salah kalo aku laper lalu aku makan?
Naomi:
ya kamu hargai aku dong ben, aku cape masak buat kamu tapi kamu nyobain sedikit
pun semalem ngga. Padahal bisa loh Ben kamu hargai aku dengan cobain masakan
aku lalu baru kamu pergi tidur. Hargai aku sedikit sebagai istri kamu ben.
Scene 8 : Meja Makan (Pagi)
Ben yang tidak terima dengan
apa yang dikatakan Naomi, memulai adu argumentasi.
Dialog:
Ben:
Coba kamu pikir deh mi siapa disini yang gabisa menghargai? Aku capek seharian
kerja, terus harus lembur karena karyawan-karyawan aku ngelakuin hal yang cukup
fatal dan harus aku perbaiki.
Naomi:
loh, kamu aja ga pernah cerita, semalem pun kamu cuma bilang meeting lah, itu
lah. Ga pernah aku denger kamu cerita sama aku lagi dari 3-4 bulan belakangan
ini.
Ben:
Udah lah ya Nao, aku cape, harus berangkat. Lagipula ga penting debat sama
orang keras kepala kayak kamu. Semua udah aku kasih ke kamu, Uang, mobil,
Rumah, semua udh aku kasih loh. Udah aku berangkat.
Suasana antara Naomi dan Ben semakin
memanas dan akhirnya ben pun pergi meninggalkan rumah.
Scene 9 : Di dalam Mobil (Pagi
hari menuju kantor)
Ben yang merasa dirinya benar
terus melakukan apa yang menurut dia benar
Dialog:
Ben:
apa sih yang dia mau? Uang yang dikasih ga kurang, mobil di beliin, rumah
impian pun saya kasih. Tapi kenapa terkesan bahwa apa yang saya kasih itu ga pernah
cukup buat dia
Scene 10 : Di Rumah kediaman
Ben dan Naomi (Pagi)
*Suara tangisan dari telepon
Sementara itu Naomi yang masih
menangis di rumah mencoba bercerita kepada rekan kerjanya karena merasa sangat
amat kecewa dengan apa yang keluar dari mulut sang suami.
Dialog:
Naomi:
Ray, gua kurang apa sih ray jadi istri dia? Apa yang dia mau selalu gua
turutin, gua selalu jadi istri yang baik buat dia, patuh sama dia, kurang apa
lagi ray?
Ray:
sabar ya mi, lu udh jadi istri yang cukup baik buat suami lu. Dia yang kurang
bersyukur punya istri kayak lu mi.
Naomi:
terus gua harus apa Ray menurut lu?
Ray:
menurut gua sih ya lu harus lawan sih, jangan mau di giniin terus sama dia, dan
coba lu perhatikan dia di kantor gimana, gua takut ternyata dia punya
selingkuhan di kantor. Lagi sering terjadi kayak gitu mi.
Naomi:
sebenernya untuk hal seperti selingkuh itu, gua masih percaya sama itu sih.
Tapi ya gapapa akan gua coba saran lu ray, thank you ya ray udh mau dengerin
cerita gua.
Ray:
sama-sama mi, anytime. Im here okay.
Scene 11 : Di Ruangan kerja
Ben (Pagi)
Jika Naomi bercerita kepada rekan
kerjanya, Ben yang merasa kebingungan akhirnya meminta saran kepada Nathanael sahabat
sekaligus rekan kerja nya untuk meminta saran.
Dialog:
Ben:
El, menurut lu apa yang harus gua lakuin? Gua salah kah udh ngelakuin hal
seperti itu?
Nathanael:
aduh ben, gua minta maaf banget kemaren gua ngajak lu makan malem, padahal naomi
udh masak buat lu. Menurut gua kata-kata dan perilaku lu udh kelewatan sih, harusnya
lu ga keluarin kata-kata itu dari mulut lu, karena udah berlebihan. Mending lu
langsung minta maaf sih hari ini biar semuanya langsung clear ben .
Ben:
El, thankyou banget yaa udh ngasih gua saran yang baik, dari kecil emang lu
satu-satunya sahabat gua. Gua juga sadar kalo semalem sama tadi pagi gua udh
kelewatan.
Nathanael:
Semangat bro!!! Nanti kita kalo udah baikan sama naomi kita nongkrong di café
biasa ya
Scene 12 : Ruangan kerja Ben
(Siang)
Karena Ben merasa bersalah
atas perbuatan yang telah ia lakukan kepada naomi, ben mencoba untuk menghubungi
naomi untuk meminta maaf.
*Suara nada berdering
Dialog:
Ben:
naomi kemana ya, kok ga di angkat ya telfonnya?
Naomi tidak mengangkat telefon
dari ben, yang membuat ben beranggapan bahwa naomi merasa kecewa atas
perbuatannya. Ben ber inisiatif untuk memperbaiki keretakan di rumah tangga
mereka, Ben membeli bunga serta makanan dan minuman kesukaan naomi.
Scene 13 : Rumah kediaman Ben
dan Naomi (Sore menjelang malam)
Ben pulang ke rumah dengan
harapan besar bahwa dapat memperbaiki hubungan rumah tangganya dengan naomi.
Tetapi hal yang tidak terduga terjadi…
*suara langkah kaki
memasuki pintu rumah yang dibuka
Dialog:
Ben:
sayang, aku pulang!!!
Tidak ada jawaban dari naomi,
lalu Ben mencari keberadaan naomi di ruangan lainnya, lalu…
Ben:
Mi, kamu dimana? Lagi mandi yaa?
*suara air yang bergemuruh
jatuh menyentuh ubin
Ben duduk di ruang tengah
menunggu naomi selesai mandi sambil memegang bunga di tangannya. Perhatian ben
terganggu saat sadar bahwa handphone naomi menyala, ketika ben mencoba untuk
tidak melihat ke arah handphone naomi, muncul notifikasi dari rekan kerja naomi
yaitu ray “Nao, kamu masih mandi?”. Akhirnya Ben yang penasaran dan ditambah
rasa curiga membuka hp naomi dan membaca seluruh isi chat mereka berdua.
Scene 14 : Ruang Tengah
(Malam)
*Suara pintu kamar terbuka
Naomi yang sedikit terkejut
melihat Ben sedang duduk di ruang tengah sambil memegang handphone naomi,
menanyakan keadaan ben.
Dialog:
Naomi:
Ben? Kamu udah pulang? Kapan sampe rumahnya?
Ben yang sudah merasa kecewa
karena menemukan bahwa naomi berbicara dengan laki-laki lain, tanpa panjang
lebar langsung menanyakan kebenarannya kepada naomi.
Ben:
Nao, aku mau kamu jujur. Ray itu siapa? Kenapa dia ada di kontak kamu? Intensi
kamu sama dia apa?
Scene 15 : Ruang tengah
(Malam)
Naomi terdiam karena dia
mengetahui bahwa hal yang dilakukannya juga tidak dapat dibenarkan.
Dialog:
Naomi:
i-itu temen kantor aku mas
Ben:
temen kantor? Temen kantor atau selingkuhan kamu?
Naomi:
*Naomi terdiam
Ben:
kenapa kamu cerita tentang masalah rumah tangga kita ke orang lain? Really ?
Nao, aku pulang ke rumah dengan harapan bisa memperbaiki hubungan kita yang
belakangan ini lagi ngga baik, aku bawain kamu bunga, bawain makanan kesukaan
kamu, aku sampe rumah malah nemuin ini.
Nao:
mas, aku minta maaf mas. Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, aku akui aku
salah udh cerita semua hal tentang aku dan rumah tangga kita ke orang . Tapi
aku bisa yakin kamu kalau dia bukan siapa-siapa aku mas…
Ben:
udah nao, kamu ga perlu jelasin apapun. Semuanya udah jelas.
Ben pergi dari rumah
meninggalkan Naomi sendirian. Malam itu ben pergi ke rumah nathan untuk
beristirahat disana.
Scene 16 : Rumah Nathan (Tengah
Malam)
Ben yang tidak tau harus
kemana akhirnya pergi ke rumah nathan, menceritakan tentang apa yang terjadi
padanya. Nathan yang aaaaà ce prihatin mencoba untuk menenangkan ben.
Scene 17 : Kediaman Rumah Ben
dan Naomi
*suara tangisan yang tak
terbendung
Naomi yang merasa kecewa
dengan dirinya sendiri hanya dapat menangisi hal tersebut. Semalaman naomi
menangis hingga matanya bengkak
Scene 18 : Kantor Naomi (Pagi)
Naomi yang terjaga semalaman harus
melanjutkan harinya untuk bekerja sebagai content creator. Naomi mencoba menghubungi
ben untuk mengajaknya bertemu dan menyelesaikan masalah ini tetapi tidak ada
respon dari ben, akhirnya Naomi mengirim sebuah pesan untuk ben
Dialog:
Naomi:
“mas, aku tau mungkin aku orang terakhir yang akan kamu hubungi, aku cuma
mau bilang ke kamu kalau aku mengakui kesalahan aku, apa yang aku lakukan
adalah hal yang seharusnya tidak aku lakukan. Menyebarkan cerita rumah tangga
kita ke orang lain. Aku kangen sama kita yang dulu mas, kita yang selalu
bersama ntah apapun itu keadaannya, kita selalu bisa jaga satu sama lain,
dengar-dengar keluhan satu sama lain. Maafkan aku ya mas ben, aku mau kita
perbaiki ini sama-sama ya mas. I love you Benjamin.
Scene 19 : Kantor Ben (Pagi)
*Ping, bunyi pesan masuk
Ben membaca pesan yang di
kirim oleh Naomi. Setelah membaca pesan itu ben merasa tersentuh, karena ia
juga merasa bahwa beberapa bulan kebelakang ini hubungan mereka sangatlah
renggang, dimulai dari mereka sibuk dengan urusan mereka masing, komunikasi
mereka yang sangat berantakan, dan berbagai masalah yang datang menerpa.
Scene 20 : Kantor Ben (Pagi)
Setelah membaca pesan
tersebut, Ben merasa membutuhkan sebuah pencerahan tentang apa yang harus ia
lakukan kedepannya. Lalu Ben pergi menemui Stefie yaitu Mama/orang tua dari
Naomi, karena kedua orang tua ben sudah tidak ada sejak ben berumur 10 tahun.
Dialog:
Ben:
*halo ma, mama lagi sibuk kah hari ini?
Stefie
(Mama Naomi): *halo sayang, mama lagi ga sibuk sayang. Ada apa Ben? Ben lagi
ada masalah sama Naomi ya?
Scene 20 : Ruangan Ben (Pagi)
Ben sedikit terkejut
karena Stefie (mama naomi) bisa menebak kalau hubungan antara dia dan naomi
sedang tidak baik
Dialog:
Ben:
*Ben mau ketemu sama mama boleh? Ben butuh mama
Stefie
(Mama Naomi): *boleh sayang, kita ketemu di café olivier ya. Jam 12 ya ben.
Ben:
*oke ma, sampai ketemu disana ya
Scene 21 : Café Olivier
(Siang)
Ben bertemu dengan Mama dari Naomi di café olivier, lalu ben mulai apa yang terjadi dengan rumah tangga ia
dengan naomi. Mama dari Naomi hanya dapat memberi nasihat kepada ben untuk
hubungan rumah tangganya dengan naomi
Dialog:
Stefie
(Mama Naomi): Ben, mama gabisa bantu banyak karena ini hubungan rumah tangga
kalian. Walaupun naomi anak kandung
mama, anak yang mama besarkan, jika naomi melakukan kesalahan ya tetap salah,
dan ben juga anak mama sendiri .
Ben:
iya ma, maafin ben juga ya ma belum bisa jadi suami yang baik untuk Naomi, tapi
ben gamau berhenti untuk jadi yang terbaik buat dia ma. Ben akan usahakan
bagaimanapun caranya.
Stefie
(Mama Naomi): iyaa sayang, mama sayang dengan kalian berdua. Mama titip salam kangen
buat Naomi ya ben, mama main ke rumah setelah hubungan kalian membaik ya
Ben:
baik ma, terimakasih banyak sudah mau dengerin curhatan dari ben ya ma.
Scene 22 : Kediaman Rumah Ben
dan Naomi (Sore)
Setelah bertemu dengan Mama
dari Naomi di café olivier, ben pun memutuskan untuk segera pulang kerumah dan berharap
dapat bertemu naomi untuk menyelesaikan masalah ini. Dan tidak di sangka bahwa
ternyata Naomi baru saja sampai rumah.
*Suara bantingan pintu
mobil
Dialog:
Ben:
Naomi??
Naomi:
Ben??
Ben pun berlari setelah
melihat Naomi, begitupun naomi yang berlari ke arah ben, dan mereka pun melepas
segala beban mereka dalam pelukan hangat dan tangis
Naomi:
Ben, maafin aku, aku salah ngelakuin semua itu, aku nga bermaksud untuk cerita
tentang kita ke orang lain dan aku sadar itu salah.
Ben:
Naomii, it’s okay. Aku yang minta maaf sama kamu karena aku udh keras sama
kamu, aku jauh dari kamu dan gaada disamping kamu selama ini. Aku sangat minta
maaf
Naomi:
Ben it’s okay, aku yang salah
Disitulah
titik balik dari semua permasalahan yang selama ini mereka hadapi, hal yang
tidak dapat dikomunikasikan akhirnya terkomunikasikan, hal yang menjadi beban
dapat di lepaskan.
Scene 23 : Rumah sebenarnya.
Dialog:
Ben:
naomi, setelah apa yang terjadi dengan rumah tangga kita beberapa bulan ini, mau
kah kamu kita melupakan kejadian itu dan berjalan bersama-sama melihat ke
depan, kepada masa depan yang lebih cerah?
Naomi:
iyaa mas aku mau, aku mau berjalan bersama-sama dengan kamu melewati segala
senang maupun susah,.cobaan demi cobaan yang datang, aku akan tetap disisi
kamu.
Ben:
nao, mungkin kemarin memang kita punya rumah yang mewah,megah, penuh dengan
tanaman dan hiasan, tapi kita ga menemukan
sebenarnya dari rumah itu. Sekarang setelah semua itu berlalu dan banyak
pelajaran yang bisa kita ambil, sekarang saatnya kita usahakan rumah itu.
Inspired
by : Kita usahakan rumah itu – sal priadi
0 Response to "Kita Usahakan Rumah Itu"
Posting Komentar