Penantian Berharga
Penantian Berharga
Chris,
dahulu adalah seorang anak kecil yang bersekolah di suatu sekolah dasar swasta
(SDS) yang berlokasi tepat disamping gereja tua di suatu daerah pelosok dan
terpencil kota tangerang . saat itu aku menduduki kursi kelas 5 sd, dimana
zaman dahulu berada di kelas 5 adalah suatu hal yang membanggakan dan
menyenangkan bagiku. “hanya beberapa tahun lagi aku akan lulus dari sekolah
tingkat dasar, sangat membanggakan bukan?”. dan hal yang sangat menyenangkan
bisa memiliki banyak teman di masa kanak-kanak ku. aku memiliki 5 orang sahabat
dan hampir setiap hari kita bermain dan bercanda riang ditaman sekolah. mereka
yang selalu ada disaat senang dan susah, ya sebut saja mereka Daniel,
Yehezkiel, dan Jojo. Daniel, Ia sedikit gemuk, memiliki kulit agak kecoklatan,
memakai kacamata mean sebab Dia memiliki kendala dengan mata Nya. kemudian
Yehezkiel, teman kuyang satu ini dikenal dengan anak laki-laki yang tampan
sebab memiliki kulit yang putih dan proposional tubuh yang stabil selain itu
juga cukup cerdas dan ahli dalam menggambar. Dan yang terakhir adalah jojo,
memiliki tubuh yang lumayan tinggi, berkulit coklat, dan dia memiliki tanda
lahir yang terlihat pada keningnya sehingga ia dijuluki dengan panggilan “Jopel”, (JoJo tompel). selain itu
sewaktu masih menduduki bangku sekolah dasar Jojo sering sekali buang air besar
dicelana, sehingga teman-teman lainnya gemar membully Jojo, tapi mau bagaimana
lagi memang tidak sewajarnya Jojo masih memiliki kebiasaan buruk seperti itu di
usia nya sekarang.
Ya
itulah mereka ”banyak dan bermacam-macam jenis permainan aku mainkan bersama
mereka saat jam istirahat Sekolah. Permainan-permainan tradisional seperti tak
benteng, petak umpet, petak jongkok, lompat tali, hingga bermain gambaran. Memang
terlihat cukup sederhana, tetapi kebersamaan dengan teman-teman tercinta
membuat laju waktu menjadi terasa begitu cepat hingga jam istirahat kami
berlalu dan kami harus kembali ke kelas dan mengikuti proses belajar mengajar
kembali. namun saat proses belajar mengajar aku dan juga sahabat-sahabatku
memusatkan fokus pada materi yang diterangkan oleh Bapak/Ibu Guru, kami semua
bertekad untuk mendapatkan nilai yang bagus dan saling memperebutkan ranking
tertinggi dikelas. Keseruan kami pun masih terus berlanjut, tak hanya memainkan
permainan tradisional akan tetapi kami juga gemar mengusili satpam yang bernama
Pak eddy, Pak eddy biasanya duduk dipos satpam yang telah disediakan saat jam
istirahat tiba beliau ditugaskan untuk membunyikan bel yang menandakan jam
istirahat telah tiba, bel sekolah tepat berada dilantai dua dimanak kelas kami
yaitu kelas 5 Sd juga berada dilantai tersebut, dengan keusilan kami. kami
sering membuat Pak eddy kerepotan dan kesal, kami menunggu momen ketika Pak
Eddy bergegas naik ke atas dan menekan bel sekolah, kemudian kami mendahului pak
Eddy menekan bel sekolah sebelum Ia menekan belnya. Pak eddy pun kembali turun
dengan raut wajah yang kesal, lalu kami tertawa terbahak-bahak sambil lari
menuju kedalam kelas. hingga beberapa bulan kemudian, masa-masa tanpa di sadari
masa-masa itu sangat cepat berlalu hingga aku bertemu dengan sorang gadis kecil
yang cantik nan imut parasnya, “Regina Michaella” namanya. Sebelum hari itu aku tak pernah melihatNya,
pantas saja rupanya setelah aku mendapat informasi tentang diriNya, Dia
merupakan seorang siswi pindahan dari sekolah Citra bungsu yang baru saja satu
hari yang lalu mendaftar menjadi siswi baru disekolahku. “lumayan dapat
informasi walau sedikit” ujarku dalam hati saat aku bisa mengetahui sedikit
tentangnnya. Hari-hari ku tetap berjalan seperti biasanya setiap jam istirahat
aku bermain bersama teman-teman, namun saat aku sedang berlari menuju ke arah
tangga tak sengaja aku mengalihkan pandanganKu ke arah kantin sekolah dan tak
sengaja pula aku melihatNya sedang membeli jajanan bersama seorang teman
baruNya, saat itu aku hanya terdiam dan terpukau dengan senyuman manisNya yang
hanya dapat kupandang dari kejauhan. “aduh sayang banget momen ini, Dia kan
jarang keluar kelas”. Kuucapkan itu dalam hatiku sebab Aku adalah seorang anak
laki-laki yang sangat sulit untuk dapat bisa melakukan pendekatan dengan
seorang wanita, entah kenapa dan ada kendala apa akan tetapi setiap kali aku
berbicara dengan wanita aku mengalami rasa cemas yang begitu hebat, sekujur
tubuhku gemetar dan dipenuhi dengan keringat. Sebab itu ada sebuah penyesalan
dalam hati kecilKu, “Mengapa Aku begitu takut dengan wanita?”. Sampai bel masuk
berbunyi dan aku tak bisa melihatnya lagi karna kami harus kembali masuk ke
kelas masing-masing. dan dihari-hari berikutnya pun aku hanya bisa mengulangi
hal yang sama, aku hanya bisa meratapi dirinya dan menyimpan rasa di lubuk hati
kecilKu, ternyata tidak hanya diriku. teman-teman sebayaku juga banyak yang
mengagumi Regina, rasa cemas dalam hatiku semakin menggebu-gebu takut jika
orang lain akan memiliki nya terlebih dahulu. “Cinta monyet ini sangat lah
indah” Namun sangat di sayangkan hanya 1 setengah tahun aku bisa merasakan 1
sekolah dengan regina. Selang beberapa bulan setelah pengumuman kenaikan kelas
Regina harus kembali pindah sekolah, menurut yang aku dengar alasan nya
berpindah sekolah karna jarak tempuh dari rumahnya ke sekolah SDS Bethesda
Pasar Baru terlalu jauh, sehingga mama Regina memutuskan untuk memindahkan
Regina ke sekolah yang lebih dekat dari Rumahnya.
Kini
Aku harus merasakan rasa sedih karena tidak bisa lagi kupandangi paras indah
Nya. Aku harus kehilangan wanita yang menjadi cinta pertamaKu “walaupun hanya
cinta Monyet” (Cinta sesaat). Sejak saat kepergian Regina aku kurang merasa
semangat saat menjalani kegiatan belajar mengajar. kujalani hariku tanpaNya
hingga hari kelulusan di umumkan.
Setelah 4 Tahun lamaNya Aku tak pernah melihatNya lagi. “entah mimpi apa aku semalam. Saat Aku hendak masuk ke balkon Gereja untuk beribadah pada hari minggu itu, tak disangka-sangka Detik itu aku melihatnNya kembali untuk kesekian kalinya, hatiku merasakan bahagia yang luar biasa yang mungkin tidak dapat aku utarakan dengan kata-kata , jantungku juga berdebar dengan sangat kencang. Dengan wajah berkeringkat karna rasa gugup Aku masuk kemudian duduk dikursi paling belakang balkon (tenpat duduk favoritku). sungguh memuji Tuhan dan bersyukur bisa meilhat Nya kembali dirumah Tuhan, dan yang lebih tak aku sangka lagi “mengapa Dia bisa berGereja disini juga. saat itu kami sudah sama-sama berada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Penyesalan kembali menghantuiku karena nyali pengecut ku ini yang tak berani untuk bertegur sapa dengan Nya. sehingga Aku harus menunggu Nya keluar terlebih dahulu baru aku yang keluar setelah Ia sudah keluar. Ibadah telah selesai dan Aku pulang mungkin juga Dia pulang atau makan terlebih dahulu atau mungkin bermain dengan teman nya dulu “ah entahlah, biarkan saja”. Di Gerejaku, Aku adalah seorang guru sekolah minggu atau dapat dikatakan sebagai aktivis Gereja untuk Anak-anak, hingga ada suatu moment saat Guru-guru sekolah minggu sedang berkumpul ketua sekolah minggu memberi sebuah pengumuman bahwa “kita akan bertambah 1 anggota lagi”. Aku pun sedikit penasaran siapakah dia?, salah seorang dari kami ada yang bertanya “siapa tuh kak?”, “Itu Regina Michaella cucu nya opung”. mendengar hal tersebut membuat Aku semakin binggung dengan keadaan ini, entah apa yang telah terjadi tetapi jujur aku sangat senang bisa kembali aktif bersama disebuah organisasi gereja. Sejak Regina pelayanan di sekolah minggu ada rasa semangat yang begitu besar untuk aku datang ke Gereja setiap minggu. Tak terasa beberap minggu berlalu organisasi kami mengadakan acara “Hangout” ke daerah Bogor dan Aku pikir itu adalah moment yang tapat untuk bisa memberanikan diri untuk mendekati Regina, dan ya sejak acara itu hingga saat ini Regina berhasil menjadi kekasihku dan menjadi wanita yang paling Aku sayangi setelah Ibuku.
SELESAI
Written by Rivaldi Yesaya Surya
0 Response to "Penantian Berharga"
Posting Komentar